![]() |
Pengurus Masjid Nurul Islam Peduli, layani masyarakat dan salurkan bantuan sosial |
"Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia, Layani Kebutuhan Dhuafa"
Kuningan – Masjid Nurul Islam di Desa Karangtawang, Kecamatan Kuningan, menjadi contoh nyata dalam memakmurkan masjid dengan pendekatan yang lebih luas. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga berperan aktif dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui program di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.
Melalui program Masjid Nurul Islam Peduli (MNIP), masjid ini melayani masyarakat selama 24 jam dengan menyediakan kendaraan darurat bagi warga yang membutuhkan. Ketua MNIP, H. Yoyo Sutia, mengungkapkan bahwa setiap bulan masjid mengalokasikan anggaran hingga Rp30 juta dari para donatur untuk mendanai tujuh kegiatan sosial yang menyasar warga kurang mampu, anak-anak, remaja, serta musafir.
“Kegiatan ini diawali dengan santunan kepada ratusan dhuafa, bantuan biaya rumah sakit bagi warga kurang mampu, serta dukungan pendidikan bagi anak-anak yang kesulitan biaya sekolah,” ujar H. Yoyo Sutia, Selasa (4/3/2025)
Selain itu, masjid ini juga menyediakan layanan bagi musafir yang singgah, dengan fasilitas yang semakin ramah, seperti akses WiFi, area parkir, dan tempat istirahat yang nyaman.
Di bidang ekonomi, program pemberdayaan masyarakat dijalankan dengan memborong makanan dari pelaku UMKM setempat sebulan sekali setelah Salat Subuh Raya. Makanan tersebut kemudian dibagikan secara gratis kepada jamaah. Tak hanya itu, berbagai kegiatan untuk mendorong kreativitas dan pengembangan remaja Karangtawang juga rutin dilakukan.
Dewan Pengarah Nurul Islam Peduli, Anwar Bahrudin, berharap program yang telah berjalan selama tujuh bulan ini dapat semakin membangkitkan semangat masyarakat untuk kembali memakmurkan masjid. “Nurul Islam kini terbuka 24 jam, dan kami mengajak masyarakat yang mampu untuk meningkatkan amal dengan membantu sesama,” katanya.
Memasuki bulan Ramadan, program ini akan diperluas dengan penyediaan takjil gratis setiap hari untuk ratusan warga yang berbuka puasa.
Program ini digagas oleh tokoh masyarakat setempat, H. Tatang, yang ingin mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah, yaitu sebagai tempat ibadah sekaligus pusat koordinasi kebaikan bagi umat. (Bubud Sihabudin)