HRA : Kebun Raya Kuningan, Potensi Besar Yang Terhambat Akses Jalan

Reporter : Bubud Sihabudin

HRA : Kebun Raya Kuningan, Potensi Besar Yang Terhambat Akses Jalan

Kuningan - Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan, M.M. (HRA), menilai Kebun Raya Kuningan (KRK) memiliki potensi besar dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun potensi itu belum tergarap maksimal karena masih terkendala akses jalan dan infrastruktur yang kurang memadai.

Hal itu disampaikannya usai menghadiri Jambore Penyuluh Pertanian se-Jawa Barat di KRK, Selasa (29/4). HRA menyebut KRK bisa menjadi ruang konservasi sekaligus pusat ekonomi baru berbasis lingkungan bagi masyarakat sekitar.

"Udaranya terjaga, hutan-hutannya, tanamannya kita jaga bersama-sama. Ini sangat penting, ini adalah warisan buat anak cucu kita ke depan. Tetapi kebun raya juga punya potensi, tidak hanya manfaat udara dan airnya, tapi manfaat ekonominya buat masyarakat sekitar. Bisa menyumbangkan pendapatan daerah, membuka lapangan pekerjaan, dan membangun ekosistem bersama masyarakat. Dan tentunya kami sebagai anggota DPR RI mendukung dan mendorong," ujar HRA.

Ia mengatakan, rendahnya kunjungan wisata ke KRK berdampak pada minimnya kontribusi PAD untuk Kuningan. Penyebabnya sangat jelas terlihat, yaitu akses jalan yang belum mendukung. Masih memerlukan anggaran untuk mewujudkannya, agar infrastruktur berupa jalan yang nyaman, lebar dapat terbangun.  

"Masalahnya infrastruktur jalan, yang kita akui, kalau ingin maju maka bis pariwisata harus bisa masuk dengan nyaman. Saat ini bisa disaksikan jalannya berkelok dan sempit, lampu juga gelap. Padahal infrastruktur di dalam Wisata KRK sudah bagus, berarti hanya perlu dukungan dana untuk sampai ke objek-objek  di kebun raya," jelasnya.

Jalan yang harus di perhatikan dimulai dari titik persimpangan di sekitar  Balai Desa Pasawahan, menuju arah Batu Luhur dan Desa Padabeunghar, sekira 4 kilometer.

Tak hanya menyampaikan opini, sebagai anggota DPR RI, HRA juga menyatakan kesiapan berkontribusi dalam mendukung pengembangan KRK melalui jalur anggaran pusat. Ia berharap Pemkab Kuningan lebih serius dalam menggarap potensi yangvada didepan mata ini.

"Saya siap bersama-sama memberikan kontribusi buat kebun raya ini. Kebetulan Lingkungan Hidup adalah bidang saya di Komisi XII," katanya.

Selain menyoroti Kebun Raya Kuningan, HRA juga menyinggung soal penanganan sampah, yang menurutnya merupakan masalah besar tak hanya di Kuningan, tetapi juga di tingkat provinsi dan nasional.

"Masalah sampah bukan cuma Kabupaten Kuningan, tapi juga Jawa Barat, nasional, dan global. TPSA Ciniru, sudah beroperasi kurang lebih 15 tahun belum ada pengembangan dengan lahan yang sangat terbatas. Infrastruktur menuju ke lokasi juga lewat perkampungan, ditambah kendaraan truk pengangkut sudah tua-tua (mobil lama)," ungkapnya.

Sebagai solusi, ia mendorong pendekatan berbasis bank sampah desa. Sampah yang dihasilkan setiap hari  bisa dipilah, untuk bahan baku daur ulang  berbagai kegiatan ekonomi.

"Bank Sampah berperan memilah, mana sampah yang bisa jadi bahan baku untuk paving, mana yang untuk pupuk, untuk magot. Tapi ini tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus gotong royong antara masyarakat, pengusaha, dan pemerintah, termasuk DPRD," pungkasnya. (Bubud Sihabudin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak